8 Februari 2013

Diantara Dua Pilihan


Diantara Dua Pilihan
Ole: Muhammad Syahrul Fakhri

Mungkin kalo gw jadi pelukis, kaligrafer atau designer beneran, dah banyak yang order ke gw. trus duit gw banyak se-'alaihim gambreng, gak mustahil gw sekarang dah jadi pengusaha! punya rumah impian, mobil Mercedes a class and punya galeri dimana-mana.

hmm... tapi bukan itu,

ada hal yang lebih penting dari sekedar kepentingan sendiri dan materi yang kayak gitu. sekitar sejam yang lalu




Saya kembali teringat ketika setelah lulus dari Madrasah Aliyah, saya harus memilih satu dari dua pilihan. Yaitu Kerja di Saudi sebagai Kaligrafer atau kuliyah di Al-azhar University Mesir. Saat itu saya mendapat tawaran dari abang ipar saya. Tanpa basa-basi saya menerima tawarannya. Dan beliau pun tidak segan-segan menemani saya bulak-balik untuk bertemu dengan seorang perantara yang mengetahui seluk beluk tentang kabar ini. Saya diberi kesempatan untuk membuat sebuah karya berupa lukisan dan juga tulisan kaligrafi arab. Dengan semangat saya membuat sebagus mungkin berharap dapat diterima. Pujian dari keluarga pun cetar membahana.

Ke-esokan harinya, abang ipar saya memberikan karya-karya yang sudah saya buat. tak di nyana, esoknya pun saya mendapat kabar kalau saya diterima untuk kerja di saudi, pikiran saya sudah jauh melang-lang buana. Jika sampai bisa kerja disana saya bisa melaksanakan haji atau umroh semau saya. wah!!!

Perjalanan belum selesai, ternyata lowongan pekerjaan sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang akan saya dapatkan mempunyai banyak syarat, salah satunya usia. yang di minta adalah orang yang sudah berumur 25 tahun. dan pada saat itu saya baru berumur 19 tahun kalo tidak salah.

"Ini Indonesia, untuk masalah merubah usia bisa diatur" kata seseorang memberikan solusi. Ibu saya kebingungan. bingung karena tidak mau jika saya sampai mengambil jalan yang salah karena telah berbohong. Sebagai seorang anak saya mengikuti saja perintahnya. Akhirnya saya melepaskan tawaran pekerjaan itu. Dan salah satu orang teman saya yang juga menerima tawaran yang sama sudah pergi meninggalkan Indonesia untuk kerja disana.

Hmmm... apa yang bisa diambil dari hikmah diatas ya? *saya berfikir.

Mungkin Allah sudah merencanakan sesuatu yang lain untuk saya. Dan benar, beberapa bulan berikutnya Allah SWT memberikan saya kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar Mesir.

Lalu? ya, walaupun saya tidak bisa berangkat ke saudi, saya sejatinya betul-betul mempunyai bakat yang dahsyat jika saja saya benar-benar mendalaminya. Buktinya, pekerjaan yang di prioritaskan untuk orang yang 25 tahun saja bisa saya raih dengan karya saya yang nyata. Ini artinya bakat saya dalam hal melukis atau menulis kaligrafi arab bisa di andalkan, ya walaupun masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan para master.

Saat ini saya masih menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar. dan teman saya yang mendapat tawaran yang sama sudah pulang ke tanah air satu tahun yang lalu. karena kontraknya hanya dua tahun saja. Tapi saya sedikit merenung, sampai saat ini saya belum memiliki usaha yang bisa saya andalkan. usaha yang bisa membiayai diri saya dan menafkahi istri dan anak saya. Saya sedikit menyesal. mesnyesal, jika saja saya tidak membohongi diri saya sendiri mungkin saat ini saya sudah memiliki sesuatu yang oranglain impikan.

Membohongi? maksudnya? ya sebenarnya bidang saya ada pada seni, mungkin saya bisa hidup dari seni. Tetapi saya justru malah mengambil jalan lain yang sesungguhnya adalah bukan bagian dari bidang atau keahlian saya, yaitu kuliyah di fakultas agama. Saya harus menepikan semua kecendrungan saya. jika saja saya mendalam keahlian saya, saya pasti saat ini sudah sukses. Sudah mempunyai usaha sendiri atau bahkan bisa membuka lapangan usaha untuk oranglain. saya sudah mempunyai rumah sendiri atau mungkin sudah mempunyai mobil sendiri. 

lalu, kenapa masih saja mengambil jalan yang sebenarnya bukanlah jalan saya?

Jawabannya, saya ingin sekali membahagiakan Ibu saya, karena Ibu saya ingin sekali dari sekian anak-anaknya ada yang terjun dalam bidang agama. Dan tidak hanya itu saja, saya pun ingin menimba pengetahuan agama saya agar saya tidak tersesat dalam meniti jalan Allah yang lurus. karena walau bagaimana pun, menuntut ilmu hasilnya adalah untuk diri kita sendiri, bukan untuk oranglain. apalagi ilmu yang diambil adalah ilmu agama. 

Semoga Allah membuka jalan kesuksesan saya dimasa yang akan datang. aammiiin.     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Often Read:

Breaking News

Kata Mereka:

"akulah pemilik masa depanku, tak perduli apa kata orang lain, yg terpenting adalah; Aku adalah Aku, bukan dirimu. Akulah yang menentukan kapan kesuksesan dapat kuraih, karna aku percaya janji Tuhan yang tak mungkin untuk di ingkari."

Percayalah dan yakinlah semuanya dapat kau raih dengan kesungguhan hati dan kebulatan tekad sekeras baja. Kekuranganku adalah sumber kekuatan terbesar dalam hidupku.

(Sahabat saya, Nurul Atiq)