24 Mei 2011

Memilih Perempuan Karena Apanya?

Suatu ketika ibu saya berbicara kepada saya, "kalau cari calon istri yang sayang sama Ummi ya, jangan sayang sama kamu saja. Dan kalau cari istri, cari yang bisa menerima kekurangan kita, kekurangan keluarga kita. Ceritakan semua tentang kita dan keluarga kita. Jangan sampai istri meyesal suatu waktu ke kita karena tidak bisa menerima kenyataan yang ada pada keluarga kita." Saya hanya bisa terdiam dan tidak menjawabnya sepatah katapun jangankan menjawab tersenyum pun tidak. Tetapi dihati yang paling dalam saya menyimpan ucapannya itu sampai kapanpun. 


 Lalu seperti apa Bidadari pilihanmu? Didalam Islam, Rasulullah SAW bersabda, "Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena kecantikannya, karena nasab (keturunan) nya, karena agamanya, maka pilihlah alasan menikahinya karena agamanya, karena akan sejahtera hidupmu. Kalau tidak maka merugilah. (Muttafaq 'alaih)

Kemudian Rasulullah menegaskan, "Barangsiapa yang menikahi seorang perempuan karena kedudukannya, maka Allah tidak akan menambahkan baginya kecuali kehinaan. Barang siapa menikahi seorang wanita karena kekayaannya, maka Allah tidak akan menambahkan baginya kecuali kefakiran. Barang siapa menikahi wanita karena kemuliaan nasab (keturunan) nya, maka Allah tidak akan menambahkan baginya kecuali kerendahan, dan barang siapa yang menikahi seorang wanita dan ia tidak menginginkan kecuali supaya dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya atau menyambung tali silaturrahim, maka Allah akan memberkahi mereka berdua." (HR. Thabrani).

Eh ada yang menambahkan, kata teman saya, ayahnya berkata, selain empat itu ada satu hal lagi, "nikahilah perempuan karena pengertiannya. Zaman sekarang kalau nikah sama perempuan tidak pengertian maka hidup kita yang ada akan susah." Ucapnya. Sepadan dengan itu, guru saya, yang sekarang telah dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional, Almaghfurlah Al-Walied KH. Noer Alie pernah berpesan kepada anak lelakinya Bapak KH. Nurul Anwar, Lc masa itu, "lu kalo nyari istri liat dulu cita-cita lu, kalo lu mau jadi pejabat, maka lu cari tuh mertua pejabat karena akan memudahkan lu. Kalo lu mau jadi dokter, lu cari juga mertua dokter. Nah, kalo lu mau jadi guru, lu cari dah istri yang penyabar…" ketika itu KH. Nurul Anwar menjawab, "ingin menjadi guru." Bapaknya langsung menjawab, "ya udah lu cari istri yang penyabar! Soalnya jadi guru itu kan rizkinya kaga selalu ada."

Tetapi saya dapat sedikit menyimpulkan bahwa "pengertian dan penyabar" itu adalah bagian dari agama itu sendiri, karena didalam agama diajarkan tentang akhlak. Dan pengertian dan penyabar merupakan beberapa bagian dari akhlakul karimah. Oleh karenanya jika kita menikahi wanita karena agamanya, Rasulullah menjawab, maka Allah akan memberkahi mereka berdua. Lalu jika kita akan memilih yang beragama, kita ingin yang bagaimana? Karena tidak sedikit, yang agamanya cuma di KTP saja, Dalam kehidupan sehari-harinya tidak mencerminkan kalau dia beragama. Nah, Jawabannya telah dijawab oleh Rasulullah SAW, "Isteri yang mana saja, yang shalatnya lima waktu, yang puasa dibulan Ramadhan, yang menjaga kehormatannya serta yang patuh kepada suaminya, kelak akan dikatakan kepadanya: "silahkan masuk syurga dari pintu manapun yang anda inginkan."

Ini-pun bagian dari agama itu sendiri, karena shalat, puasa Ramadhan, menjaga kehormatannya serta patuh kepada suaminya adalah hal yang telah diajarkan oleh agama Islam. Itulah sebabnya Rasulullah menghendaki kita memilih agamanya, karena agama sudah begitu lengkap, ia mencakup Ibadah, Aqidah, Akhlak, Hukum dan lain sebagainya. Dengan begitu Islam disebut agama yang sempurna.

Dan jawaban Rasulullah  Sempurna Bukan? Singkat, tepat dan padat. Tetapi penuh makna. Maka pilihlah yang beragama. Dalam hal ini Agama Islam Oke!.

1 komentar:

Often Read:

Breaking News

Kata Mereka:

"akulah pemilik masa depanku, tak perduli apa kata orang lain, yg terpenting adalah; Aku adalah Aku, bukan dirimu. Akulah yang menentukan kapan kesuksesan dapat kuraih, karna aku percaya janji Tuhan yang tak mungkin untuk di ingkari."

Percayalah dan yakinlah semuanya dapat kau raih dengan kesungguhan hati dan kebulatan tekad sekeras baja. Kekuranganku adalah sumber kekuatan terbesar dalam hidupku.

(Sahabat saya, Nurul Atiq)